Posts

MENGABDI TANPA BATAS (belajar dari Bapak Drs.H.Ahdi Nuruddin)

Image
Siapa santri yang pernah belajar di Suryalaya yang tidak kenal dengan Drs.H.Ahdi Nuruddin perintis Madrasah Aliyah dan Aliyah Keagamaan (MAK) di Pontren Suryalaya. Banyak murid dan santri yang pernah diajar olehnya dari berbagai daerah bahkan dari luar negri yang sampai sekarang mengenangnya dan sering bersilaturahmi dengannya.             Awal ketertarikannya ke Pon tren Suryalaya dimulai dengan sering   mendengar kata   “Agama Godebag”, sebuah julukan sinis yang dialamatkan kepada para pengamal TQN Pontren Suryalaya di daerah sekitar Langen Banjar Patroman. Sebagai seorang pengurus Majlis Ulama ketika itu, Pak Ahdi sering menghadiri acara manakiban yang dilaksanakan oleh para ikhwan TQN di daerah tersebut. Tetapi ada yang mengganjel dalam pikirannya mengapa kawan-kawannya selalu menjuluki “Agama Godebag” kepada komunitas itu.             Dengan berbekal ke...

TRADISI ZIARAH MAKAM PENDIRI DAN SESEPUH PONTREN SURYALAYA MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI

Image
1.     Latar Belakang Salah satu tradisi kaum muslimin yang sudah mendarah daging di Indonesia adalah ziarah kubur, baik ziarah ke makam para wali dan orang-orang soleh yang dianggap keramat dan disucikan, ataupun ke makam orang-tua sendiri dan keluarga. Maka pada bulan-bulan tertentu misalnya menjelang bulan Ramadhan, bulan Rajab dan Maulid, hari raya Idul Fitri, dan hari-hari tertentu misalnya malam jumat dan hari jum’at, khususnya di Pulau Jawa, tempat-tempat seperti makam Wali Songo dan lainnya senantiasa dibanjiri oleh para peziarah dari berbagai daerah, termasuk dari luar negri seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan lainnya. Fenomena diatas bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sudah menjadi tradisi masyarakat muslim yang dilakukan secara turun temurun. Ziarah menurut bahasa berasal dari akar kata ” zaara - yazuuru, ziyaaratan”, art i nya berkunjung atau mengun j ungi. Menurut istilah ziarah adalah mengunjungi   tempat-tempat suci, atau be...

Tradisi Munggahan di Pontren Suryalaya

Image
Istilah Munggahan mulanya dikenal hanya di Tatar Sunda, dan sekarang istilah ini sudah me-nasional. Munggah secara bahasa berasal dari kata unggah yang memiliki arti manjat atau memasuki tempat yang agak tinggi. Kata unggah dalam kamus Basa Sunda berarti kecap pagawean nincak ti handap ka nu leuwih luhur, naek ka tempat nu leuwih luhur , artinya kata kerja beranjak dari bawah ke yang lebih atas, naik ke tempat yang lebih atas Secara istilah adalah sebuah tradisi turun temurun yang dilaksanakan oleh kaum muslimin dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, khususnya di tatar sunda, Jawa Barat. Dan sekarang tradisi ini dirayakan hampir di setiap daerah di Indonesia, bahkan di beberapa daerah memiliki keunikan dan keanekaragaman masing-masing dalam melaksanakan tradisi Munggahan ini. Ada yang mudik ke kampung untuk sahur pertama dan tarawih bersama dengan keluarga, makan bersama (botram), ziarah ke makam para Wali atrau orang-tua, dan membersihkannya, ada yang mandi ber...