Jangan Kalah Oleh Ikan

Setiap profesi pasti mempunyai tanggung-jawab dan resiko
masing-masing yang berbeda: ranjau godaan dan beraneka-ragam perangkap baik dan
buruk akan senantiasa menghantui perjalanan seseorang. Dan tidak ada satu
profesipun yang tidak mempunyai resiko dan pertanggung-jawaban dalam kehidupan
ini.
Ada seorang bintang film yang sudah malang melintang dalam dunia
perfileman belajar mendekatkan diri kepada Allah dan bertaubat dengan
sebaik-baiknya. Suatu hari dia datang ke Pangersa Abah untuk konsultasi tentang
profesinya itu, dia menyadari bahwa lingkungan kerjanya sebagai kameramen,
sutradara, atau pemain sangat sarat godaan. Waktu itu sekitar tahun 1980- an
bertanyalah dia ke Pangersa Abah: “ bah, supaya “teleb” (mantap) menjalankan
ibadah, apakah saya harus meninggalkan profesi saya sekarang yang sarat godaan?”,
tanyanya.
“ naha kunaon kitu (memang kenapa), kan kerja juga bisa menjadi ibadah. Kerjaan
anda di bidang
film/TV... dan andapun
butuh penghasilan ? ” jawab Pangersa
lembut.
“...tapi banyak benar godaannya, bah…”, ucapnya lagi.
Pangersa Abah Anom tersenyum: “…ulah eleh ku lauk atuh (jangan kalah oleh ikan) “.
Ikan hidup di laut yang airnya asin, tetapi ikan itu tidak terasa
asin. Kenapa ? karena ikan itu ‘hidup’. Nah kalau hati kita dilatih untuk terus
‘hidup’ dan belajar terus menghidupkan hati dengan selalu zikir khofi, Insya
Allah tidak terpengaruh dengan lingkungan apapun.
Alhamdulillah berkat nasihat Pangersa Abah tersebut, dia tidak pernah lagi mencampur-adukkan lagi (mix profession and personal pleasure) dalam hidupnya.
Alhamdulillah berkat nasihat Pangersa Abah tersebut, dia tidak pernah lagi mencampur-adukkan lagi (mix profession and personal pleasure) dalam hidupnya.
Takkala seorang
benar-benar zikirnya kepada Allah, maka zikirnya itu akan menjadi “nar” (api)
yang membakar semua dosa-dosanya dan akan memberikan “nur” (cahaya) hidayah
kepadanya dalam kehidupannya. Dengan melalui taubat seseorang kembali kepada
Allah dan meninggalkan semua yang dicegah oleh-Nya, sehingga oleh Allah
diampuni semua dosa-dosanya. Setelah itu diberikan hidayah dan tuntunan dalam
hidupnya agar mampu hidup dalam jalan yang diridhai-Nya. Bahkan dalam Tanbih Pangersa Abah Sepuh disebutkan :
“Oleh
karena demikian, hendaklah segenap murid-murid bertindak teliti dalam segala
jalan yang ditempuh, guna kebaikan dlohir-bathin, dunia maupun akhirat, supaya
hati tenteram, jasad nyaman, jangan sekali-kali timbul persengketaan, tidak
lain tujuannya “ Budi Utama-Jasmani Sempurna “ (Cageur-Bageur). Tiada
lain amalan kita, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah, amalkan
sebaik-baiknya guna mencapai segala kebaikan, menjauhi segala kejahatan dhohir
bathin yang bertalian dengan jasmani maupun rohani, yang selalu diselimuti
bujukan nafsu, digoda oleh perdaya syetan”.(sumber Kang Budi S oleh Agus sb).
Comments
Post a Comment