Kudu Asih Ka Jelema nu mikangewa ka maneh

Para ahli sejarah menamai tahun tersebut dengan Tahun Kesedihan. Betapa tidak Sang Istri tercintai pergi lebih dulu, Sang Paman yang selalu membelanya malah wafat juga. Semakin menjadi-jadilah para kaum kafir meneror Rasululloh SAW.
Maka pergilah Sang Kinasih diiringi sahabatnya ke Thaif dengan harapan mendapat perlindungan dari keluarganya di sana.Tapi apa yang didapat? jauh panggang dari api, bukan perlindungan yang didapat malah cercaan, hinaan, bahkan lemparan batu sehingga berrdarah-darah.
Akhirnya kembalilah Sang kinasih ke kota kelahirannya bersama sahabatnya yang juga berdarah-darah.
Ditengah perjalanan datanglah malaikat Jibril menghampirinya: "Wahai Rasul! Allah telah mengetahui semua perbuatan orang-orang kafir di Thaif". Malaikat penjaga gunungpun ikut nimbrung: "Benar, bahkan kita siap untuk melempar kedua gunung ini ke atas kota Thaif kalau anda memerintahkannya".
Apa reaksi Sang Kinasih yang penuh rasa kasih itu? "Jangan malaikat! sebenarnya mereka berbuat demikian kepadaku karena mereka tidak mengetahui siapa sebenarnya aku. Mudah-mudahan ada dari keturunan mereka yang ikut kepadaku kelak.
"Asih ka jelema nu mikangewa ka maneh, Mencintai orang yang membenci kita". Adalah akhlak para Rasul, para Auliya dan salihin, dan itulah wasiat Pangersa Abah Sepuh (Syeikh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad r.a.). Mari belajar dalam hidup ini untuk senantiasa menyebarkan cinta kasih.

Comments

Popular posts from this blog

Tradisi Pembacaan Tanbih dan Pewarisan nilai-nilai Budayanya dalam komunitas TQN Suryalaya

KH. NOOR ANOM MUBAROK : ISITIQOMAH BERTAREKAT DAN BERKHIDMAH SAMPAI TITIK DARAH PENGHABISAN